
Tokyo, Bukan rahasia lagi jika Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan populasi lanjut usia terbanyak di dunia. Di balik angka harapan hidup yang tinggi itu, ternyata tersimpan rahasia sederhana dari dapur mereka sendiri.
Ahli gizi asal Jepang, Asako Miyashita, membeberkan bahwa pola makan tradisional masyarakat Negeri Sakura menjadi kunci utama panjang umur dan tubuh yang tetap bugar hingga usia senja. Sejak kecil, Miyashita tumbuh dalam budaya yang memandang makanan sebagai “obat alami”. Ia bahkan mencontohkan neneknya yang kini berusia 92 tahun, masih sehat dan aktif berkat kebiasaan makan yang diwariskan turun-temurun.
Ubi Jepang, Sang Penjaga Gula Darah
Menurut Miyashita, ubi Jepang merupakan salah satu bahan makanan favorit keluarganya. Warna ungu dari ubi ini berasal dari antosianin, pigmen alami yang berfungsi sebagai antioksidan dan mampu membantu mengatur kadar gula darah. Rasanya manis, lembut, dan sering disajikan sebagai pengganti nasi atau camilan sehat.
Sup Miso, Fermentasi Sehat untuk Usus
Makanan fermentasi seperti sup miso juga menjadi menu wajib di meja makan keluarga Jepang. Kandungan probiotik alami dalam miso membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang pada gilirannya memperkuat sistem kekebalan tubuh. “Kami biasa mengonsumsi sup miso setiap pagi,” ujar Miyashita.
Lobak Daikon, Kaya Nutrisi dan Serat
Sayuran akar seperti lobak daikon juga kerap hadir dalam hidangan Jepang. Selain kaya vitamin C, daikon dipercaya dapat membantu pencernaan dan menjaga daya tahan tubuh. Biasanya, lobak ini diolah dalam bentuk acar, sup, atau tumisan ringan.
Rumput Laut, Sumber Mineral dari Laut
Bahan lain yang tak kalah penting adalah rumput laut, yang sarat mineral seperti besi, kalsium, magnesium, serta serat dan antioksidan. Kandungan iodinnya juga mendukung kesehatan tiroid — salah satu organ vital untuk metabolisme tubuh.
Ikan Berlemak, Sumber Omega-3 Alami
Di Jepang, menu ikan segar hampir selalu hadir setiap hari. Jenis ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan tuna dikenal kaya akan asam lemak omega-3 yang berperan menjaga jantung dan menurunkan peradangan dalam tubuh. “Ikan bukan hanya sumber protein, tapi juga bagian dari budaya kami,” tutur Miyashita.
Filosofi Makan yang Sadar dan Penuh Syukur
Lebih dari sekadar apa yang dimakan, Miyashita menekankan pentingnya kesadaran dalam menikmati makanan — menghargai alam, petani, dan proses di balik setiap hidangan. “Cara kami memandang makanan adalah bentuk rasa syukur,” ujarnya.
Dari kebiasaan sederhana itulah, gaya hidup masyarakat Jepang terus menjadi inspirasi dunia. Kombinasi makanan bergizi, pola makan seimbang, dan sikap hormat terhadap alam menjadi alasan mengapa warga Negeri Sakura bisa hidup sehat dan panjang umur.