
Di tengah gegap gempita isu bakery yang mengklaim produknya “gluten-free” namun disinyalir palsu, netizen di platform X (sebelumnya Twitter) ramai memuji kekayaan jajanan tradisional Indonesia. Mereka menyoroti fakta bahwa banyak camilan lokal sejatinya sudah bebas gluten secara alami.
Salah satu posting yang viral memperlihatkan foto cenil dan lupis, lalu menyebut bahwa dua jenis jajanan pasar itu merupakan contoh camilan gluten-free yang sudah ada sebelumnya. Sebagai respon, warganet lain menyatakan bahwa keunggulan jajanan tradisional Indonesia terletak pada bahan baku lokal, seperti tepung beras, ketan, tapioka, singkong — bukan terigu.
Seorang pengguna menulis bahwa sebagian besar resep kue tradisional Indonesia menggunakan tepung lokal, dan menambahkan bahwa meskipun ada resep online yang memakai terigu, itu justru menyimpang dari resep klasik. Akun lain ikut membagikan foto klepon, ongol-ongol, gatot, dan camilan lain sebagai bukti keragaman jajanan tradisional yang bisa jadi alternatif sehat.
Tak hanya soal kandungan, banyak netizen juga rekomendasikan tempat jual jajanan tradisional di pasar-pasar lokal — mulai dari pasar di Magelang, Yogyakarta, Surabaya, hingga kota-kota lainnya. Dalam pandangan mereka, jajanan pasar bukan sekadar nostalgia, tapi juga potensi kuliner sehat yang bisa disejajarkan dengan tren global.
Respons publik ini menggambarkan bahwa masyarakat semakin peduli terhadap label “bebas gluten” yang selama ini dianggap identik dengan makanan sehat. Pasalnya, sebagian klaim bakery tersebut sempat dianggap misleading atau menyesatkan konsumen.