Matematika bagi sebagian orang dianggap sebagai pelajaran yang membuat pusing dan termasuk kategori yang tidak terlalu banyak peminatnya. Mungkin anggapan ini dikarenakan pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar hitung-hitungan ini, mulai dari guru yang mengajar, tugas atau PR yang banyak, teman-teman kelas yang menertawakan ketika kamu tidak bisa mengerjakan, dan lain sebagainya.
Pengalaman buruk yang dialami tersebut menjadi bahan cerita dari satu orang ke orang lain yang bisa saja membuat orang lain menjadi takut dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit.
Orang tersebut akan merasakan ketakutan yang berlebihan ketika belajar matematika. Mitos-mitos seperti ini yang harus dihilangkan agar orang-orang tidak merasa ketakutan ketika harus menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan hitung menghitung.
Matematika memang memiliki banyak rumus yang dipakai, tetapi pada dasarnya kebanyakan rumus-rumus tersebut sering dipakai. Rumus matematika yang sering dipakai biasanya mudah kita jumpai dalam kehidupan.
Tidak perlu menghafal rumus matematika, cukup pahami dengan seksama karena jika kita menerapkan metode menghafal rumus bisa jadi akan menguap begitu saja.
Rumus-rumus yang dimaknai dengan model belajar hafalan biasanya tidak akan bertahan lama dalam ingatan. Bayangkan ada puluhan hingga ratusan rumus matematika jika dihafalkan pasti akan membuat pusing dan tidak akan bertahan lama untuk diingat.
Sebaliknya, apabila menggunakan metode pemahaman untuk mengingat rumus matematika akan lebih lama tersimpan dan muncul dalam alam ketidaksadaran seseorang. Sebenarnya secara tidak disadari rumus dalam matematika banyak dijumpai di sekitar kita.
Salah satunya dalam bidang penelitian dimana untuk memecahkan persoalan yang ditemui, peneliti banyak menggunakan rumus matematika agar dapat mengatasi masalah yang ada.
Lalu apalagi rumus matematika yang dapat diaplikasikan dalam keadaan lainnya? Di bawah ini daftar rumus matematika paling sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Rumus Diskon
Pernahkah kalian ketika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan menemui baju bagus yang dijual di salah satu gerai yang menawarkan diskon hingga 50%?
Bagi yang hobi berbelanja mungkin akan sangat berminat membelinya, tapi pernahkan kamu menghitung berapa jumlah uang yang harus kamu bayarkan dari diskon yang diberikan. Disini perhitungan matematika perlu kamu digunakan. Adapun rumus matematika yang digunakan untuk menghitung diskon adalah:
Diketahui :
Diskon = 40%
Harga Baju = Rp 120.000,00
Harga Diskon = (% Diskon) x Harga Barang
Harga Diskon = (40/100) x 120.000,00
Harga Diskon = 48.000
Maka, harga diskon barang tersebut adalah Rp. 48.000,00 sehingga total uang yang harus dibayarkan Raisa sebesar Rp 120.000,00 – Rp 48.000,00 = Rp 72.000,00.
2. Menghitung Bunga dalam Sistem Perbankan
Rumus matematika yang sering dipakai selanjutnya adalah rumus menghitung bunga bank. Bunga bank dibedakan menjadi dua, yaitu bunga bank dan bunga tabungan. Bunga bank merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan dari nasabah kepada bank sebagai balas jasa karena telah menggunakan fasilitas di bank.
Sedangkan bunga tabungan merupakan sejumlah uang yang dibayarkan bank kepada nasabah karena telah menyimpan uang di bank. Bagi yang sering menyimpan uangnya di bank, bunga bank dan bunga tabungan akan didapatkan setiap bulannya. Rumus menghitungan bunga dalam sistem perbankan adalah sebagai berikut:
Bunga tiap bulan = (Besar pinjaman/jumlah bulan) x % bunga
Dibawah ini contoh menghitung besaran bunga bank.
Agnes berencana membuka franchise berupa cafe di tempat kuliahnya. Akan tetapi ia tidak memiliki cukup dana, sehingga ia berencana meminjam sejumlah uang di bank untuk kelancaran usahanya. Agnes meminjam total Rp 15.000.000,00 dari Bank A dan diangsur dalam waktu satu tahun. Suku bunga bank yang ditetapkan Bank A adalah 2% per bulan. Berapakah besaran angsuran tiap bulan yang harus Agnes bayarkan?
Diketahui :
Jumlah pinjaman = Rp 15.000.000,00
Angsuran = 1 tahun (12 bulan)
Suku bunga bank = 2%
Bunga tiap bulan = (besar pinjaman/jumlah bulan) x % bunga
Bunga tiap bulan = (15.000.000/12) x 2/100
Bunga tiap bulan = 25.000
Maka, besaran bunga tiap bulannya adalah Rp 25.000, jadi angsuran yang harus dibayarkan Agnes tiap bulannya sebesar Rp 1.250.000,00 + Rp 25.000,00 = Rp 1.275.000,00.
3. Rumus Kecepatan, Jarak, dan Waktu
Rumus matematika yang sering digunakan yang ketiga adalah tentang jarak, kecepatan, dan waktu. Penggunaannya sering kita temui, contoh ketika kita mengendarai sepeda motor dari suatu tempat ke tempat lain, kita harus memperhitungkan berapa kecepatan sepeda motor yang kita kendarai agar tidak terlambat.
Kemudian rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung antrean bus trans agar tiap beberapa menit sekali penumpang dapat diangkut dari satu tempat ke tempat lain. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
V = S/t
Keterangan :
V : kecepatan (km/jam)
S : jarak (km)
t : waktu (jam)
Rumus di atas adalah rumus untuk menghitung kecepatan yang dapat dikembangkan untuk mencari jarak dan waktu.
Rumus waktu:
t = S/V
Rumus jarak:
S = t x V
Untuk mempermudah memahami rumus ini, simak dua contoh soal berikut
Ayah sekarang bekerja di perusahaan ternama di kota. Ada peraturan bahwa setiap karyawan dilarang untuk datang terlambat. Jam masuk kantor pukul 07.30 dan Ayah memperkirakan pukul 07.00 sudah ada di kantor sehingga ia harus berangkat pukul 06.30. Ayah memacu kendaraannya dengan kecepatan 50 km/jam. Berapakah jarak rumah dengan kantor?
Diketahui:
Waktu (t) = 06.30 – 07.30 = 30 menit (1/2 jam)
Kecepatan (V) = 50 km
S = t x V
S = ½ x 50
S = 25
Maka jarak rumah dengan kantor tempat Ayah bekerja adalah 25 km.
Kota Semarang menerapkan sistem transportasi umum bernama BRT (Bus Rapid Transit) untuk masyarakat Semarang. Setiap 10 menit sekali harus ada bus yang berhenti halte selanjutnya untuk mengangkut masyarakat. Jarak antar halte sebesar 10 km. Berapakah kecepatan BRT agar tiap 10 menit dapat mengangkut penumpang disetiap halte?
Diketahui :
Waktu (t) = 10 menit (1/6 jam)
Jarak (S) = 10 km
V = S/t
V = 10 / 1/6
V = 60
Maka kecepatan BRT agar tiap 10 menit berhenti di halte selanjutnya adalah 60 km/jam.
4. Permutasi dan Kombinasi
Rumus matematika yang sering dipakai keempat adalah permutasi dan kombinasi. Dalam kehidupan sehari-hari, rumus ini mungkin berguna untuk kamu pakai. Ketika kamu sedang mengadakan rapat dalam suatu pertemuan, pernahkah kamu membayangkan bagaimana cara mengatur tempat duduk sesuai dengan urutan yang telah kamu perkirakan. Jika kamu kesulitan mengaturnya, kamu bisa menggunakan rumus permutasi.
Adapun yang dimaksud dengan Permutasi adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya sesuatu berdasarkan urutan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan rumus kombinasi digunakan untuk menghitung kemungkinan yang muncul pada suatu kejadian tanpa memperhatikan urut-urutan yang kemungkinan terjadi.
Baik permutasi dan kombinasi digunakan untuk memperhitungkan peluang munculnya suatu kemungkinan, perbedaannya adalah jika permutasi harus memperhatian urutan, sedangkan kombinasi tidak memperhatikan urutan. Adapaun rumus permutasi dan kombinasi adalah:
Permutasi :
P (n,r) = n! / (n-r)!
Keterangan:
P = permutasi
n = total objek keseluruhan
r = total objek yang dijadikan urutan
! = faktorial
Kombinasi:
nCr = n! / (r! (n-r)!)
Keterangan:
C = kombinasi
n = total objek keseluruhan
r = total objek yang diamati
! = faktorial
Untuk mempermudah memahami seperti apa konsep permutasi dan kombinasi, perhatikan contoh soal di bawah ini.
Suatu perlombaan diikuti oleh 5 tim yang tim A, B, C, D, dan E untuk memperebutkan juara. Panitia menyediakan tempat untuk juara 1, 2, dan 3. Berapa kemungkinan tim yang akan menjuarai perlombaan tersebut?
Diketahui :
n = 5
r = 3
Karena memperhitungkan urutan, maka yang digunakan rumus permutasi
P (n,r) = n! / (n-r)!
P (5,3) = 5! / (5-3)!
P (5,3) = 5! / 2!
P (5,3) = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 / 2 x 1
P (5,3) = 120/2
P (5,3) = 60
Maka ada 60 cara kemungkinan juara yang akan muncul pada perlombaan tersebut.
Clara akan berangkat ke Yogyakarta dari Semarang pada hari ini. Ia akan berangkat naik bus. Ada 6 bus yang siap berangkat. Clara hanya menentukan 2 bus saja yang ingin ia naiki. Berapa cara Clara dalam memilih bus tersebut?
Diketahui :
N = 6
R = 2
Karena tidak memperhitungkan urutan, maka digunakan rumus kombinasi
nCr = n! / (r! (n-r)!)
6C2 = 6! / (2! (6-2)!)
6C2 = 6! / (2! x 4!)
6C2 = 15
Maka ada 15 cara untuk Clara dalam memilih bus mana yang ia akan naiki.
5. Himpunan Irisan dan Gabungan
Irisan dan gabungan merupakan rumus matematika yang sering dipakai dalam memecahkan permasalahan terkait dengan himpunan atau perhitungan. Irisan atau intersection adalah himpunan dua bagian (A dan B) atau lebih yang anggota-anggota tersebut termasuk anggota dari himpunan A maupun B yang sama.
Sedangkan gabungan atau union merupakan himpunan yang anggota-anggotanya berasal dari dua himpunan, himpunan A atau himpunan B. Sesuai dengan namanya, gabungan makan menyatukan dua himpunan menjadi satu. Irisan dilambangkan dengan lambang (∩) sedangkan gabungan lambangnya (∪). Berikut ini soal yang mempermudah kamu dalam memahami seperti apa irisan dan gabungan.
Himpunan A = {1, 3, 5, 6} sedangkan Himpunan B = {1, 3, 4}. Berapakah himpunan irisan dan himpunan gabungan keduanya?
Diketahui:
A = {1, 3, 5, 6}
B = {1, 3, 4}
Himpunan irisannya menjadi A ∩ B = {1, 3, 5} sementara Himpunan gabungannya A ∪ B = {1, 3, 4, 5, 6}
Bila digambarkan dengan diagram maka akan menjadi:
Contoh lain adalah sebagai berikut:
Survey konsumsi makanan dilakukan di kelas 12 sebuah SMA di Kota Semarang. Terdapat 17 siswa yang suka makan bakso, 23 siswa suka makan mie ayam, dan 10 siswa suka keduanya. Berapakah jumlah seluruh siswa yang mengikuti survey tersebut?
Diketahui:
Suka bakso = 17
Suka mie ayam = 23
Suka bakso dan mie ayam = 10 orang
Dikarenakan yang suka bakso dan mie ayam ada 10 orang, maka untuk mengetahui siswa yang hanya menyukai bakso dan mie ayam masing-masing dikurangi 10.
Hanya suka bakso : 17-10 = 7 orang
Hanya suka mie ayam : 23-10 = 13 orang
Jadi total siswa yang mengikuti survey tersebut adalah 7+10+13 = 30 siswa.
6. Baris atau Deret Aritmatika
Rumus matematika yang sering dipakai yang terakhir adalah aritmatika. Dalam aritmatika dapat digolongkan menjadi dua yaitu baris aritmatika dan deret aritmatika. Baris aritmatika merupakan barisan bilangan yang memiliki selisih antar suku selalu sama (konsisten).
Sedangkan deret aritmatika merupakan jumlah bilangan atau jumlah keseluruhan suku yang terbentuk dalam satu deret. Baris atau deret aritmatika dapat kamu temui ketika kamu membandingkan uang saku kamu ketika sekolah.
Misalnya ketika kamu kelas 1, uang sakumu sebesar Rp 1.000,00 kemudian ketika kamu naik ke kelas dua uang saku menjadi Rp 3.000,00. Pada saat kamu kelas 3 menjadi Rp 5.000,00. Itulah yang dinamakan dengan baris aritmatika.
Uang sakumu konsisten bertambah Rp 2.000,00 ketika kamu naik kelas. Deret aritmatika dapat kamu temui ketika kamu melihat kursi bioskop yang jumlahnya berbeda setiap baris, misalkan baris pertama ada 7 kursi, baris kedua ada 9 kursi, dan baris ketiga ada 11 kursi. Untuk mengetahui jumlah kursi tinggal kamu tambahkan saja tiap barisnya sehingga total ada 27 kursi.
Jika suku atau baris yang dicari jumlahnya sedikit masih bisa diperhitungkan, tetapi apabila jumlahnya sampai ratusan tentu akan pusing dan repot apabila harus menjumlahkan satu-satu. Lebih baik kamu menggunakan rumus untuk mempermudah menghitungnya. Rumus baris dan deret aritmatika adalah sebagai berikut:
Baris Aritmatika:
Un = a + (n-1) x b
Keterangan:
Un = Suku baris
a = suku pertama
n = banyak suku
b = beda atau selisih bilangan
Deret Aritmatika:
Sn = n/2 x (a+Un)
Keterangan:
Sn = jumlah suku
a = suku pertama
n = banyak suku
b = beda atau selisih bilangan
Untuk memahaminya simak soal berikut.
Chelsea membeli kelereng setiap harinya. Pada hari senin membeli 2 kelereng, hari selasa 4 kelereng, hari rabu 6 kelereng, dan seterusnya sampai hari minggu. Pada hari minggu berapakah kelereng yang Chelsea beli?
Diketahui:
a = 2
b = 2
n = 7 (senin-minggu)
Un = a + (n-1) x b
U7 = 2 + (7-1) x 2
U7 = 14
Jadi pada hari minggu Chelsea akan membeli 14 kelereng.
Dilan bekerja sebagai cleaning service di sebuah gedung bioskop. Ia akan membersihkan gedung pertama. Deret pertama ada 10 kursi, deret kedua ada 12 kursi, deret ketiga ada 14 kursi, dan seterusnya sampai 10 deret. Berapakah total kursi yang akan dibersihkan oleh Dilan?
Diketahui:
a = 10
b = 2
n = 10
Karena deret ke 10 tidak diketahui ada berapa kursi, maka cari dulu kursi pada deret ke 10 dengan menggunakan rumus baris aritmatika
Un = a + (n-1) x b
U10 = 10 + (10-1) x 2
U10 = 28
Sn = n/2 x (a+Un)
Sn = 10/2 x (10+28)
Sn = 190
Jadi, total kursi yang dibersihkan oleh dilan adalah 190.
7. Rumus Bangun Datar
Persegi adalah salah satu macam-macam bangun datar. Persegi memiliki 4 sisi. Keempat sisinya memiliki panjang yang sama. Sudut keempat sisinya adalah 90° atau sudut siku-siku. Sisi-sisi berlawanan persegi selalu sejajar. Untuk menghitung persegi, terdapat dua rumus. Rumus luas persegi dan rumus keliling persegi.
Rumus luas persegi (sisi dikali sisi), atau:
L = s × s
Rumus keliling persegi (4s), atau:
K = 4 × s
b. Persegi Panjang
Persegi panjang hampir mirip dengan persegi, memiliki 4 sisi. Akan tetapi, sisi pada persegi panjang tidak semuanya berukuran sama. Persegi panjang memiliki dua pasang sisi sejajar serta sama panjang. Keempat sudut dari persegi panjang juga termasuk sudut siku-siku.
Dua pasang sisi pada persegi panjang terdiri dari sisi panjang dan sisi pendek. Sisi pendek adalah panjang dari persegi panjang. Sedangkan sisi pendek adalah lebarnya. Untuk menghitung persegi panjang, terdapat dua rumus. Rumus luas persegi panjang dan rumus keliling persegi panjang.
Rumus luas persegi panjang (panjang X lebar), atau:
L = p × l
Rumus keliling persegi (4s) atau:
K = 2 × (p + l)
c. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang hanya memiliki 3 buah sisi. Selain itu, segitiga juga memiliki 3 buah titik sudut. Semua sisi dan sudut dalam segitiga memiliki ukuran yang berbeda.
Segitiga berdasarkan panjang sisinya terbagi menjadi beberapa jenis. segitiga sama sisi, segitiga sama kaki dan segitiga sembarang. Sedangkan segitiga berdasarkan sudutnya juga dibagi menjadi 3. Segitiga siku-siku, segitiga tumpul dan segitiga lancip. Untuk menghitung segitiga, terdapat dua rumus. Rumus luas segitiga dan rumus keliling segitiga.
Rumus luas segitiga (alas kali tinggi dibagi dua), atau:
L = ½ × a × t
Rumus keliling segitiga (menjumlahkan semua sisi), adalah:
K = a + b + c
d. Trapesium
Trapesium adalah bangun datar yang berbentuk segi empat, tetapi memiliki sepasang sisi yang sejajar. Panjang dari sisi-sisinya bisa berbeda. Untuk menghitung trapesium, terdapat dua rumus. Rumus luas trapesium dan rumus keliling trapesium.
Rumus luas trapesium:
L = ½ × (a + b) × t
Rumus keliling trapesium:
K = AB + BC + CD + DA
e. Jajar Genjang
Jajar genjang adalah bangun datar yang memiliki empat sisi. Berupa segi empat, sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. Selain itu, jajar genjar juga memiliki sudut-sudut yang sama besar dan berlawanan. Untuk menghitung jajar genjang, terdapat dua rumus. Rumus luas jajar genjang dan rumus keliling jajar genjang.
Rumus luas Jajar Genjang:
L = a × t
Rumus keliling Jajar Genjang:
K = 2 × (a + b)
f. Layang-layang
Layang-layang adalah bangun datar yang memiliki empat sisi, atau berbentuk segi empat. Layang-layang dibagi berdasarkan bentuk diagonal. Kedua diagonal tersebut memiliki ukuran yang berbeda serta berpotongan tegak lurus. Layang-layang memiliki dua pasang sisi yang sama panjang dan berdekatan. Untuk menghitung layang-layang, terdapat dua rumus. Rumus luas layang-layang dan rumus keliling layang-layang.
Rumus luas layang-layang:
L = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
Adapun cara menghitung diagonal adalah:
Diagonal 1 (d1) = 2 × L ÷ d2
Diagonal 2 (d2) = d2 = 2 × L ÷ d1
Rumus keliling layang-layang:
K = a + b + c + d atau Kll = 2 × (a + c)
g. Belah Ketupat
Belah ketupat juga merupakan bangun datar berupa segi empat. Keempat sisi dari belah ketupat sama panjang. Kedua diagonal belah ketupat berpotongan tegak lurus. Panjang sisi yang arahnya berlawanan adalah sejajar.
Sedangkan besar sudut belah ketupat yang berlawanan adalah sama. Belah ketupat memiliki empat sudut. Dua sudutnya adalah sudut lancip atau lebih tertutup. Sedangkan dua lainnya adalah sudut tumpul atau lebih terbuka. Untuk menghitung belah ketupat, terdapat dua rumus. Rumus luas belah ketupat dan rumus keliling belah ketupat.
Rumus luas belah ketupat:
L = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
Rumus keliling belah ketupat:
K = s + s + s + s atau s × 4
h. Lingkaran
Lingkaran juga termasuk bangun datar. Lingkaran terbentuk dari sebuah himpunan semua titik persekitaran. Titik-titik tersebut mengelilingi suatu titik dan memiliki jarak sama. Jarak tersebut adalah r atau radius, atau disebut sebagai jari-jari.
Lingkaran memiliki simetri putar dan simetri lipat yang tidak terhingga jumlahnya. Untuk menghitung lingkaran, terdapat dua rumus. Rumus luas lingkaran dan rumus keliling lingkaran.
Rumus luas lingkaran:
L = π (pi) x jari-jari (r) kuadrat
Rumus keliling lingkaran:
K = π × diameter atau π × r2
8. Rumus Bangun Ruang
a. Kubus
Kubus adalah salah satu bangun ruang. Kubus memiliki sisi datar dan enam sisi berbentuk persegi. Setiap sisinya berukuran identic pada masing-masingnya. Kubus memiliki 12 rusuk yang panjangnya sama. 8 titik sudut, 12 bidang diagonal serta 4 diagonal ruang. Kubus dapat diukur dengan mengukur volumenya.
Rumus Volume Kubus:
V= s x s x s
b. Balok
Balok adalah salah satu dari bentuk bangun ruang, hampir sama sepertu kubus. Balok merupakan bangun ruang yang terdiri dari tiga pasang sisi yang berbentuk segi empat. Ketiga sisi tersebut saling berhadapan. Selain itu, ukurannya dan bentuknya sama.
Balok juga memiliki dua pasang sisi. Salah satu berbentuk persegi panjang dan sisi lain berbentuk segi empat. Balok adalah bangun ruang yang disusun dari beberapa komponen. Komponen tersebut adalah sudut, sisi, diagonal ruang, diagonal bidang serta bidang diagonal.
Rumus Volume Balok:
V = p x l x t
c. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang terdiri dari bagian alas dan atas. Alas dan atasnya memiliki ukuran yang sama. Di dalam bangun ruang prisma, terdapat sisi tegak dengan bentuk persegi panjang. Selain itu ada juga yang berbentuk jajar genjang dan persegi.
Prisma adalah bangunan yang bergantung pada segi alas dan atasnya. Maka dari itu, bangunan prisma ini terdiri dari beberapa jenis.
Jika dilihat dari bentuk alas dan atap, terdapat prisma segi empat, prisma segitiga dan lain sebagainya. Jika dilihat dari komponen tegak lurusnya, terdapat prisma tegak dan prisma miring.
Rumus volume prisma:
V = Luas segitiga x tinggi
d. Limas
Limas adalah bangun ruang yang sisinya datar. Tersusun atas sebuah alas yang berbentuk segi-n. memiliki sisi tegak yang berbentuk segitiga. Sisi-sisi tersebut akan bertemu pada satu titik atas. Limas tersusun dari 5 sisi, 5 titik sudut serta 8 rusuk.
Terdapat banyak macam pada alas limas. Seperti segi empat, segi tiga, belah ketupat, dan lain sebagainya. Berdasarkan bentuk alasnya terdapat limas segi empat, limas segitiga, limas persegi panjang dan lain-lain.
Rumus volume limas
V = 1/3 Luas Alas x Tinggi
e. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang memiliki sisi lengkung. Kerucut tersusun dari alas yang berbentuk lingkaran. Lingkaran tersebut akan diselubungi oleh segitiga. Kerucut memiliki 2 sisi dan 1 titik sudut. Kerucut tidak memiliki rusuk diagonal bidang atau bidang diagonal.
Rumus volume kerucut:
V = 1/3 x π x r x r x t
f. Tabung
Bangun ruang selanjutnya adalah tabung. Tabung adalah bangun ruang yang sisinya melengkung. Selain itu, tabung memiliki alas dan tutup yang berbentuk lingkarang. Sisi dari tabung adalah persegi panjang.
Tabung tidak memiliki rusuk, sudut, diagonal bidang bahkan bidang diagonal. Sisi dari bangung tersusun atas 3 sisi. Sisi tersebut adalah 1 persegi panjang dan 2 lingkaran. Tinggi tabung akan ditentukan dari jarak antara titik pusat bidang lingkaran alas dan atas.
Rumus volume tabung:
V = π x r2 x t
g. Bola
Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh satu bidang lengkung. Bola tidak memiliki titik sudut, rusuk, diagonal bidang dan bidang diagonal. Komponen yang pasti ada di dalam bola adalah jari-jari dan diameter.
Jari-jari adalah jarak dari dinding bola ke arah titik pusat. Diameter adalah jarak dari satu dinding ke dinding bola lain, jarak ini akan melewati titik pusat.
Rumus volume bola
V = 4/3 x π x r3