Obat adalah senyawa atau zat aktif yang dapat digunakan untuk menangani kondisi medis tertentu. Secara umum, obat dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yang mana setiap kategori obat memiliki fungsi dan cara kerjanya sendiri. Mari kenali berbagai kategori obat selengkapnya melalui artikel berikut ini.
Macam-Macam Kategori Obat
Obat-obatan yang digunakan dalam dunia medis terbagi menjadi beberapa kategori yang dibedakan berdasarkan kandungan, kegunaan, serta cara kerjanya. Lebih jelasnya, berikut adalah uraian lengkap mengenai klasifikasi jenis obat yang umum digunakan.
- Antihistamin
Kategori obat yang pertama adalah antihistamin. Obat ini berfungsi untuk melawan reaksi alergi yang muncul ketika kadar histamin di dalam tubuh terlalu tinggi. Beberapa reaksi alergi yang dapat ditangani dengan obat antihistamin adalah mata merah, bersin-bersin, dan hidung gatal.
Kondisi lain yang dapat diatasi adalah mual dan mabuk perjalanan, terutama antihistamin generasi pertama. Antihistamin generasi pertama memiliki efek samping mengantuk. Beberapa contoh obat antihistamin, antara lain cetirizine, loratadine, cyproheptadine, dan sebagainya.
- Analgesik
Kategori obat selanjutnya adalah analgesik yang digunakan untuk meredakan nyeri. Secara umum, obat analgesik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu non-narkotika untuk meredakan nyeri ringan dan analgesik narkotika untuk mengatasi nyeri berat.
Analgesik yang paling sering digunakan adalah golongan NSAID (non-steroidal anti-inflammatory drugs), seperti ibuprofen, aspirin, ketorolac, asam mefenamat, dan diclofenac. Parasetamol termasuk analgesik yang paling populer dan aman digunakan untuk seluruh kalangan usia.
- Obat Batuk
Batuk adalah salah satu gejala umum saluran pernapasan yang sering terjadi. Obat batuk dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung gejala batuk yang dirasakan pasien. Jenis-jenis obat batuk yang umum digunakan, antara lain:
Antitusif: Antitusif adalah jenis obat batuk yang digunakan untuk meredakan gejala batuk kering yang bekerja dengan secara langsung memengaruhi pusat batuk di sistem saraf pusat. Kodein adalah salah satu contoh obat narkotika yang bekerja sebagai antitusif.
Ekspektoran: Jenis obat batuk yang bekerja dengan merangsang air liur serta memicu refleks batuk untuk menghilangkan dahak pada saluran pernapasan. Contoh ekspektoran adalah guaifenesin.
Mukolitik: Obat pengencer dahak untuk memudahkan keluarnya dahak dari saluran pernapasan. Ambroksol dan asetiksistein adalah contoh mukolitik.
- Antasida
Antasida merupakan salah satu jenis obat yang dapat meredakan gejala maag, GERD (gastroesophageal reflux disease), dispepsia, dan heartburn dengan cara menetralkan cairan asam lambung. Obat antasida terdiri dari beberapa senyawa aktif, di antaranya alumunium hidroksida, magnesium karbonat, kalsium karbonat, magnesium hidroksida, serta natrium bikarbonat.
- Antipiretik
Antipiretik adalah golongan obat yang digunakan untuk mengobati demam. Obat antipiretik juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh sakit gigi, sakit kepala, radang sendi, cedera, dan lain-lain. Beberapa contoh obat yang termasuk antipiretik adalah parasetamol dan obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, aspirin, dan sebagainya.
- Antihipertensi
Antihipertensi merujuk pada obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Ada beberapa jenis antihipertensi dengan mekanisme kerja yang berbeda, antara lain:
Beta-blocker: Obat yang bekerja dengan cara menghambat efek hormon adrenalin atau epinefrin untuk menangani gangguan jantung dan pembuluh darah, serta hipertensi. Contoh antihipertensi yang termasuk golongan beta-blocker adalah bisoprolol, propranolol, acebutolol, dan sebagainya.
Diuretik: Obat ini dikenal juga sebagai pil air yang bekerja dengan cara membuang kelebihan cairan dalam tubuh. Contoh diuretik yang digunakan untuk mengobati hipertensi adalah hydrochlorothiazide, furosemide, indapamide, dan sebagainya.
ACE inhibitor: Obat antihipertensi yang bekerja dengan mencegah tubuh membentuk angiotensin II, yang mencegah penyempitan pembuluh darah. Lisinopril dan kaptopril adalah contoh obat antihipertensi golongan ACE inhibitor.
Calcium channel blocker: Golongan obat antihipertensi yang merelaksasikan pembuluh darah. Beberapa contoh antihipertensi golongan ini adalah amlodipine, nifedipine, diltiazem, dan sebagainya.
- Antiaritmia
Antiaritmia adalah obat yang bekerja dengan cara memengaruhi sinyal listrik jantung untuk mengontrol detak jantung yang tidak teratur (aritmia). Kategori obat ini sering kali digunakan untuk menangani dan mengobati berbagai gangguan jantung. Contoh antiaritmia antara lain digoxin, propranolol, diltiazem, dan verapamil.
- Antikoagulan dan Trombolitik
Obat antikoagulan adalah kategori obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah di dalam tubuh. Di sisi lain, obat trombolitik dapat membantu melarutkan darah yang menggumpal. Dua jenis obat ini biasanya digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain mengurangi risiko penyakit jantung, obat ini juga dapat dimanfaatkan untuk penyakit deep vein thrombosis (DVT). Contoh obat antikoagulan adalah heparin, dan contoh obat trombolitik adalah streptokinase serta alteplase.
- Antibiotik
Apabila menderita penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, pasien biasanya akan diresepkan obat antibiotik oleh dokter. Obat ini akan melawan bakteri penyebab infeksi dengan cara menghambat kemampuannya dalam bereproduksi atau menghancurkan struktur bakteri tersebut.
Perlu diingat, obat antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan yang sudah diresepkan dokter, bahkan jika keluhan sudah mereda. Sebab, apabila obat antibiotik dikonsumsi tidak sesuai anjuran dokter, dapat menyebabkan resistensi antibiotik (kondisi ketika bakteri sudah kebal terhadap suatu antibiotik).
- Antijamur
Antijamur adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur yang sering menyerang kulit, kuku, rambut, atau selaput lendir. Obat ini tersedia dalam bentuk salep, oral, injeksi, dan lainnya. Selain mengatasi infeksi jamur, obat antijamur juga bisa mencegah penularan penyakit kulit.
- Antivirus
Antivirus adalah kategori obat yang digunakan untuk menangani infeksi virus. Selain itu, obat ini juga dapat memberikan perlindungan sementara terhadap serangan virus. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan pemberian obat antivirus adalah cacar air dan influenza.
- Antidiare
Antidiare merupakan obat yang bekerja dengan cara mengurangi kontraksi otot usus sehingga dapat melambatkan pergerakan feses. Dengan begitu, usus dapat menyerap air berlebih di dalam feses sehingga bisa mengatasi kondisi buang air besar encer berkali-kali (diare).
- Obat Pencahar
Obat pencahar adalah obat-obatan yang digunakan untuk meredakan gejala konstipasi, sembelit, atau sulit buang air besar. Obat-obatan ini digunakan jika sembelit tidak dapat disembuhkan melalui perubahan hidup, seperti meningkatkan jumlah serat dalam makanan, minum banyak cairan, dan olahraga teratur.
Golongan obat pencahar dibagi menjadi 4 jenis utama, yaitu:
Pembentuk massal: Obat pencahar yang bekerja dengan meningkatkan berat tinja, yang kemudian merangsang usus untuk mengeluarkan tinja. Beberapa contoh obat pencahar yang termasuk dalam pembentuk massal adalah methylcellulose dan psyllium.
Laksatif osmotik: Pencahar osmotik menarik air dari seluruh tubuh ke dalam usus untuk melunakkan tinja agar tinja lebih mudah dikeluarkan. Contoh-contoh obat laksatif osmotik adalah laktulosa dan gliserol.
Laksatif stimulan: Obat pencahar yang merangsang otot-otot di lapisan usus dan membantu mendorong tinja ke saluran belakang. Bisakodil adalah contoh obat pencahar golongan laksatif stimulan.
Laksatif emolien: Laksatif emolien adalah obat pencahar yang bekerja dengan membuat tinja lebih lembut sehingga tinja lebih mudah dikeluarkan. Contoh obat pencahar emolien adalah docusate.
- Antikonvulsan
Salah satu kategori obat yang umum digunakan dalam dunia medis adalah antikonvulsan. Obat ini berfungsi untuk mencegah terjadinya kejang atau serangan epilepsi dengan cara menurunkan aktivitas berlebih pada otak. Adapun beberapa contoh obat antikonvulsan adalah fenitoin dan carbamazepine.
- Anticemas
Anticemas atau ansiolitik adalah obat-obatan yang bersifat sedatif atau menenangkan. Obat ini bekerja dengan cara merelaksasikan otot-otot tubuh sehingga dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan. Salah satu contoh obat anticemas adalah benzodiazepin. Penggunaan anticemas harus dalam pengawasan dokter karena berisiko menyebabkan ketergantungan dan penyalahgunaan.
- Antidepresan
Obat antidepresan merupakan jenis obat yang dapat memengaruhi suasana hati dan emosi pasien dengan cara meningkatkan kinerja neurotransmitter (senyawa yang membawa sinyal di antara sel saraf) pada otak. Adapun tiga kelompok antidepresan yang umum digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), trisiklik, dan inhibitor oksidase monoamine.
- Antiinflamasi
Obat antiinflamasi atau antiradang merupakan obat yang dapat mengurangi gejala peradangan, seperti bengkak, kemerahan, panas, dan peningkatan aliran darah karena kondisi medis tertentu. Kondisi medis yang biasa ditangani dengan obat ini adalah artritis gout dan rheumatoid arthritis.
Beberapa contoh obat antiinflamasi adalah colchicine yang digunakan untuk mengobati gout dan naproxen yang berfungsi mengatasi gejala rheumatoid arthritis.
- Antipsikotik
Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani gejala gangguan kejiwaan yang parah, seperti halusinasi (melihat/mendengar sesuatu yang tidak ada) dan delusi. Adapun beberapa contoh obat antipsikotik yang umum digunakan adalah haloperidol, olanzapine, risperidone, dan sebagainya.
- Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat yang dapat membantu mengurangi peradangan. Selain itu, obat ini juga bersifat imunosupresif sehingga dapat menekan kerja sistem imun tubuh. Kortikosteroid umumnya digunakan pada penyakit autoimun dan reumatologi seperti, arthritis rheumatoid, lupus, vaskulitis, atau bisa juga untuk mengurangi gejala karena kekurangan hormon alami pada pasien penyakit Addison.
Betametason, deksametason, dan metilprednisolon adalah beberapa contoh obat golongan kortikosteroid.
- Imunosupresan
Imunosupresan adalah salah satu kategori obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi reaksi sistem imun tubuh terhadap suatu kondisi. Obat ini biasanya digunakan dalam perawatan penyakit autoimun atau pencegahan reaksi penolakan tubuh setelah mendapatkan transplantasi organ. Contohnya adalah tacrolimus dan azathioprine.
- Kategori Obat Lainnya
Selain yang sudah disebutkan di atas, kategori obat juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis lain, di antaranya bronkodilator, dekongestan, sitotoksik, antineoplastik, hingga obat tidur. Berikut adalah masing-masing penjelasannya.
Bronkodilator: Menangani penyempitan saluran pernapasan, seperti asma dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Dekongestan: Menangani pembengkakan selaput lendir yang melapisi hidung untuk meredakan hidung tersumbat.
Antiemetik: Untuk meredakan mual dan muntah.
Sitotoksik: Digunakan dalam melawan sel kanker dan menurunkan daya tahan tubuh untuk sementara.
Antineoplastik: Digunakan dalam pengobatan kemoterapi untuk menghambat dan membunuh sel kanker.
Obat tidur: Memberikan efek menenangkan untuk menangani gangguan tidur, seperti insomnia.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai berbagai kategori obat yang dapat digunakan dokter untuk menangani keluhan pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien, karena itu, pemeriksaan kesehatan pasien secara keseluruhan penting dilakukan.