
Jakarta: Nama Raden Ajeng Kartini dikenal luas sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Namun, lebih dari itu, lewat suratnya kepada sahabat-sahabat di Belanda, Kartini banyak menuliskan pemikiran kritis tentang pentingnya pendidikan dan kebebasan bagi kaum perempuan.
Gagasan-gagasan ini tak hanya menyuarakan keresahan zamannya, tapi juga menjadi inspirasi yang terus relevan hingga sekarang. Kartini percaya pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, khususnya bagi perempuan.
Hal ini bisa dilihat dari isi surat-suratnya yang banyak mengupas soal harapan, cita-cita, dan keinginannya melihat perempuan Indonesia bisa berdiri sejajar tanpa melupakan nilai-nilai kebaikan. Salah satu kutipan yang cukup terkenal berbunyi:
“Kami memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki, tetapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita,” tulis Kartini.
25 Mei 1899
Kartini mencurahkan isi hatinya tentang kerinduan akan kebebasan dan kemerdekaan di tengah kerasnya aturan adat terhadap perempuan.
18 Agustus 1899
Ia menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tak diukur dari keturunan, tapi dari ketinggian budi dan pendidikan. Di sini, Kartini menaruh perhatian besar pada pentingnya pendidikan bagi perempuan.
7 Oktober 1900
Kartini menyampaikan keinginan untuk tak hanya membebaskan diri, tapi juga membawa perubahan bagi perempuan Jawa agar bisa merasakan kemandirian.
28 Februari 1902
Kartini mengajak semua perempuan berani bermimpi, berpikir, dan mewujudkan harapan, karena manusia memiliki akal dan perasaan yang tak boleh dipasung.
Tak hanya menulis, Kartini juga menjadi pelopor lahirnya perkumpulan perempuan dan pendidikan khusus bagi perempuan. Ia resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 2 Mei 1964, sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya.
Semangat Kartini ini lahir dari ketertarikannya membaca berbagai buku, koran, dan pemikiran perempuan Eropa yang memberinya gambaran baru tentang dunia luar. Lewat surat-suratnya, Kartini meninggalkan pesan perempuan memiliki hak yang sama untuk belajar dan berkembang.
Kini, gagasan itu tetap hidup, menginspirasi generasi muda untuk terus memperjuangkan pendidikan dan peran perempuan di berbagai bidang.
Thiss pikece off writing willl hrlp tthe internet people foor setting uup nnew web ste orr even a bog from stardt too end.
Whatt a stuff of un-ambiguity and preserveness off precious knowwledge regarding unexpectyed emotions.