Tidak ada yang tahu persis berapa lama seseorang bisa hidup di dunia. Namun, para ahli medis telah menemukan petunjuk agar bisa berumur panjang.
Diketahui, orang-orang yang hidup lebih dari 100 tahun atau centenarian memiliki kesamaan tertentu. Para centenarian memiliki tingkat tiga senyawa utama yang lebih rendah.
Pada 2021, diperkirakan ada 573.000 orang berusia 100 tahun di seluruh dunia. PBB memperkirakan jumlah tersebut akan melonjak pesat, dengan perkiraan 3,7 juta orang pada tahun 2050.
Salah satu rahasia umur panjang yang telah dibuktikan oleh banyak penelitian ternyata terletak pada dua sifat yang nampaknya sederhana. Dan sifat itu adalah selalu berpikir positif dan optimistis.
Kekuatan berpikir positif bermanfaat bagi kesehatan mental secara keseluruhan. Namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap positif bahkan dapat membantu seseorang hidup lebih lama.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2019 menemukan bahwa sikap optimis dikaitkan dengan seseorang yang hidup 11-15% lebih lama dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup hingga usia 85 tahun atau lebih.
Penelitian lain yang diterbitkan pada bulan Oktober 2022 menunjukkan bahwa wanita yang berpikiran positif dalam populasi Amerika Serikat yang beragam etnis hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang tidak berpikir positif.
“Memiliki pandangan yang positif dan optimis mengurangi risiko kita terkena penyakit kronis dan memberi kita peluang lebih besar untuk hidup melewati usia 85 tahun,” kata Dr. Karen D. Sullivan, neuropsikolog bersertifikat, seperti dikutip dari Medical News Today.
Selain itu, Dr. Karen Miller, seorang neuropsikolog, geropsikolog, dan direktur senior Program Kesehatan Otak dan Gaya Hidup di Pacific Neuroscience Institute di Santa Monica, California, mencatat bahwa peradangan yang disebabkan oleh stres adalah salah satu penyebab penuaan yang lebih cepat, masalah fisik, dan gangguan kognitif.
“Jadi ketika kita berpikir positif dan terlibat dalam perilaku positif, seperti […] meditasi, yoga, berpartisipasi dalam praktik keagamaan, keluar dan berjalan-jalan, berolahraga, [atau] menikmati udara segar, semua itu hal yang menurunkan stres kita dan menurunkan tingkat peradangan kita,” lanjutnya.